Haloooooo!
Selamat datang di Flight Review saya yang terbaru! Gimana nih guys setelah 2 minggu saya terbang bersama Batik. Akhirnya saat ini saya datang kembali dan hadir lagi di review Garuda Indonesia yang terbaru.
Sesuai judul, di flight review kali ini saya akan pergi menggunakan jasa dari maskapai bintang lima yang tahun ini mendapatkan gelar sebagai maskapai dengan cabin crew terbaik di dunia, pastinya Garuda Indonesia! 😀
Maskapai ini juga berada di urutan ke-9 sebagai maskapai terbaik di Dunia. Sedangkan maskapai negara tetangga, Singapore Airlines berada di puncak sebagai maskapai terbaik di dunia.
Pada penerbangan dengan Garuda Indonesia ini saya akan pergi dan merasakan terbang diatas 1 jam, dimana untuk rute ini para penumpang diberikan hot meal dan tentunya pilihan minuman yang menyegarkan. Maklum saya agak excited karena biasanya hanya terbang ke Solo dan hanya mendapatkan snack dan minuman.
Se-excited itunya sampai saya berangkat dari rumah 3 jam sebelum jam keberangkatan dari pesawat ini, sayang sekali karena saya berada di tipe pesawat yang sangat sering saya naiki, 737-800NG. 737-800 ini hampir selalu saya naiki saat saya terbang dengan GA, karena pesawat ini banyak dioperasikan di rute-rute pendek dan kebetulan saya sering banget terbang hanya di rute pendek. Seperti Solo, Yogyakarta dan kota-kota pendek dibawah 1 jam lainnya.
Jadi flight review ini tetap saya buat karena ada perbedaan service antara penerbangan yang biasa saya naiki dengan penerbangan ke Bali kali ini.
Sekarang langsung saja saya berikan data-data mengenai penerbangan kali ini.
Garuda Indonesia GA420
Jakarta (CGK)-Denpasar (DPS)
Senin, 2 Juli 2018
Durasi: 02h00m
Pesawat: Boeing 737-800NG
Seat: 46A
Seat map Garuda Indonesia Boeing 737-800 bisa dilihat dengan mudah disini.
Seperti yang saya bilang tadi diatas, saya tiba di bandara kurang lebih 3 jam sebelum keberangkatan saya. Karena sebelum turun kebawah dan menunggu penerbangan, saya bisa makan terlebih dahulu di area sebelah area check-in.
Setelah makan dan proses check-in beres, saya langsung menuju kebawah karena lokasi gate yang berada agak jauh dari tempat setelah security check.
Dibawah saya belanja sendal untuk berjemur di pantai esok, saya segera menuju gate tempat pesawat saya akan berangkat. Perjalanan ke gate 17 memakan waktu selama kurang lebih 5 menit.
Ini penampakan sekitaran gate 17 yang diambil saat saya duduk.

Hal-hal yang penting dilakukan saat berada di terminal 3 adalah, selalu mencari tempat yang dekat dengan air conditioner karena kondisi di terminal 3 seperti berada di daerah tropis. Panaaaaaaaaas! 😀 😀 😀

Tampaknya di Gate 17 hanya ada 1 penerbangan yang akan berangkat, hanya flight saya GA420 yang tampaknya akan diberangkatkan tepat waktu.

Kini 30 menit sebelum jadwal keberangkatan para penumpang dipersilahkan untuk mengantre untuk masuk pesawat.
Seperti biasa penumpang masuk didahului oleh penumpang Sky Priortity, GarudaMiles Platinum, Kelas Bisnis dan diakhiri dengan penumpang kelas ekonomi yang diberi urutan sesuai tempat duduknya.
Saya akan duduk di 46A berarti akan masuk ke pesawat lebih dulu sebelum penumpang kelas ekonomi lain masuk.

Dari awal sebenarnya saya sudah assign tempat duduk saya di baris dekat pintu darurat, tetapi karena saya tidak bisa menaruh barang di bawah kursi, jadinya saya memutuskan untuk pindah ke baris paling belakang pesawat ini.

FYI tempat duduk yang berada di bagian paling belakang merupakan tempat favorit saya di pesawat, karena selain jarak ke toilet yang cukup dekat, di baris belakang sering tidak diisi oleh penumpang.
Tapi mungkin banyak yang bilang duduk di kursi belakang kurang nyaman karena bunyi flush toilet pesawat yang cukup berisik. Tapi suaranya bisa saya redam thanks to my Bose QuietComfort 35 yang sangat baik dalam meredam suara flush maupun suara mesin pesawat yang cukup menderu di bagian belakang pesawat.
Berikut penampakan tempat duduk saya di kursi paling belakang dekat jendela di sebelah kiri, 46A.

Kursi ekonomi di 737-800 Garuda Indonesia masih standar, mungkin Garuda Indonesia perlu improve sedikit di kursi 737 lama mereka.

Oke saatnya duduk! Yang pertama saya lihat di tempat duduk pesawat ini adalah AVOD nya, fiuh untung saja pesawat ini ada AVOD nya hehe. Jika tidak beruntung maka saya akan mendapat pesawat 737 lama yang tidak memiliki AVOD seperti teman saya saat pergi ke Lombok dengan 737-800 tanpa AVOD. 😦

Tray table pesawat ini tampaknya masih lebih besar dibanding meja dari 737MAX-8 Garuda Indonesia yang terbaru.
Jadinya untuk laptop yang saya pakai ini (Yoga 520) Masih cukup untuk digunakan diatas meja ini.

Dibawah tray table pastinya ada kantung yang berisi bahan bacaan selama penerbangan nanti.

Legroom? Khas Garuda Indonesia, legaaa! 😀 😀

Dan ini view yang akan lihat selama 2 jam kurang kedepan. Mungkin agak banyak foto-foto sayap nih mumpung masih sore hehehe.

Balik lagi ke dalam pesawat, pesawat ini masih menggunakan interior lama dari Boeing, jadinya pesawat ini tidak memiliki mood lighting yang warna langitnya bisa berubah-ubah mengikuti keadaan diluar.

Kini sebelum pesawat ini berangkat saatnya curi start dengan memilih film yang akan saya tonton di penerbangan ini.

Langsung aja saya buka section filmnya! Film rilis baru biasanya ada di bagian atas. Kira-kira mau nonton apa yaaa buat penerbangan 2 jam kurang ini?

Pilihan saya akhirnya jatuh di Coco, film animasi yang dulu sempat saya lewati saat masih ditayangkan di bioskop.

Balik lagi, setelah pesawat sebelah saya datang dari penerbangannya, pesawat ini mulai mundur dan menyalakan mesin.

Mesin dinyalakan, seperti biasa awalnya cukup berisik, tapi gaperlu takut hehehe karena pesawat hanya dinyalakan mesinnya. Dan memang sedikit berisik saat itu, tapi setelahnya bakal normal lagi suaranya.

Kini saatnya berjalan sedikit menuju landasan yang aktif saat itu.

Eh ketemu sama pesawat yang akan saya naiki beberapa hari kedepan! Yah gaseru dehh hehehe karena udah gatahan spoiler review saya selanjutnya! 😀
Btw bagi yang belum tahu, pesawat yang ada disana itu adalah pesawat Boeing 777-300ER yang biasa dioperasikan Garuda Indonesia di rute jarak menengah dan jarak jauh seperti Tokyo, Amsterdam dan lain-lainnya. Tetapi setiap beberapa hari sekali Garuda mengoperasikan pesawat ini dari Bali menuju Jakarta.
Info selanjutnya mengenai penerbangan ini akan saya post bareng reviewnya yaaap! Stay tuned!

Lanjut lagiii! Pesawat ini melewati Terminal 2F yang diisi oleh Sriwijaya Air dan Air Asia Group domestik.

Nah ini dia ketemu lagi sama 777-300ER.

Senang banget karena antrian sore hari ini di Soekarno-Hatta tidak terlalu penuh, karena biasanya untuk antri takeoff saja harus menunggu 5 pesawat didepan, kali ini hanya ada 3 pesawat yang ingin terbang dan hanya beberapa yang mendarat.

Dan setelah 1 pesawat yang mendarat akhirnya GA420 dipersilahkan masuk ke landasan untuk mulai takeoff menuju Denpasar.

Proses takeoff berlangsung cukup mulus dan dalam beberapa detik pesawat ini telah terbang dan berbelok sedikit demi sedikit menuju Denpasar, Bali.

Dan mulai menanjak naik di sore hari, asiiik banget! 😀

Beberapa menit setelah ini tanda kenakan sabuk pengaman dimatikan, cuaca diatas sini tampaknya cukup cerah dan tidak berawan.

Pesawat ini terbang semakin tinggi dan semakin calm di si sore hari yang tenang ini.

Beberapa menit setelah ini awak kabin mulai jalan dari bagian belakang pesawat dan perlahan menuju ke bagian depan pesawat, karena saya berada di tempat paling belakang, jadinya saya dapat makanan paling pertama hehe.
Pada penerbangan ini tersedia 2 opsi makanan, sebuah upgrade karena saat saya terbang dari Jakarta menuju Denpasar tahun lalu, (Link ada disini) hanya ada 1 pilihan makanan.
Opsi pertama adalah Nasi dengan Ikan yang sepertinya cukup enak.

Saya memilih Nasi dengan Ayam untuk early dinner di pesawat ini, untuk tampilan tray cukup minimalis, hanya ada main course dan puding sebagai pelengkap.
Ini penampakan tray secara keseluruhan.

Ini foto pudingnya.

Saatnya kita buka! Nahhh ini dia foto makanan yang saya pilih! Ayamnya cukup enak karena bumbu yang cukup banyak, untuk nasi saya rasa standar dan sayuran juga standar.

Cutlery pada penerbangan Garuda Indonesia menggunakan stainless steel bukan plastik, jadi lebih berasa sedikit premium walau sendoknya sedikit kotor.

Untuk pilihan minuman pelengkap, saya memilih Jus Jambu karena bosan dengan Jus Apel yang biasa dipilih hehehe.
Engga bosan juga sih, pingin aja nyoba-nyoba minuman lain.

Keadaan diluar saat ini pesawat sedang terbang dengan sangat indah melintasi sore hari ini.

Setelah menyelesaikan main course saya, pastinya dilanjutkan dengan dessert yang sudah disediakan tadi. Ternyata puding ini rasa Jeruk.

Kenapa kok pas makan ga banyak-banyak foto? Karena didepan saya sudah tersedia AVOD yang membuat saya betah nonton sambil makan.
Film yang saya tonton kali ini adalah film Coco yang dulu saya lewatkan saat masih tayang di bioskop. Jadinya mumpung ada di AVOD nya Garuda, langsung deeeh saya tonton! 😀 😀

Suasana di luar mulai gelap, dan lampu di kabin mulai terang. Keadaan di kabin juga mulai tenang karena sudah selesai melahap makanan yang disajikan.

Setelah makanan di clear up, kini saatnya mengubek-ubek isi kantung doraemon dari tempat duduk saya!
Isi keseluruhan bisa dilihat dibawah ini. Ada majalah Colours, Arcade, Airsickness bag dan kartu keselamatan dari Boeing 737-800 ini.

Iseng-iseng buka fleet facts Garuda Indonesia, saya bertemu dengan pesawat yang akan saya naiki beberapa hari kedepan dari Denpasar menuju Jakarta. Boeing 777-300ER yang merupakan pesawat terbesar yang digunakan oleh Garuda Indonesia saat ini.
Duhhh ga sabar banget deh sama penerbangan ini!

Semakin gelap dan gelap….

Beberapa saat kemudian, pesawat menurunkan ketinggian dan bersiap-siap mendarat di Ngurah Rai Denpasar.

Duh laser siapa ituu? Tolong yaa karena itu sangat mengganggu pandangan penerbang yang sedang bertugas, karena bsa menyebabkan kebutaan sementara yang sangat berbahaya.

Tak terasa sudah sangat dekat dengan tujuan saya, ga terasa karena dari awal cuma nonton Coco hehe. Itupun masih belum selesai karena pesawat sudah turun duluan.

Tanda kenakan sabuk pengaman kemudian dinyalakan. Biasanya dinyalakan saat pesawat berada di ketinggian 10.000 kaki diatas permukaan laut.

Cahaya kabin kemudian diredupkan, alasannya supaya bisa mudah melihat keadaan diluar bila terjadi emergency.

Disitu samar-samar terlihat Pulau Bali yang menawan.

Semakin mendekat, dan semakin terang.

Kemudian mendarat dengan mulus di Denpasar, selamat datang di Bali! Yayyyy!

Pesawat parkir tak jauh dari landasan tempat pesawat ini keluar tadi, dan kemudian parkir tepat disebelah pesawat 737-800 Garuda Indonesia lainnya.

Sebelum keluar, ada 1 hal yang ketinggalan tadi, saya belum sempat mengecek toilet dari pesawat ini. Yuk kita cek!
Lavatory cukup bersih, dan ada amenities tambahan seperti EDT dan airsickness bag.

Tempat cuci tangannya sendiri cukup bersih, dengan warna basic seperti pesawat-pesawat lainnya.

Balik lagi ternyata masih belum bergerak penumpangnya, btw terima kasih Garuda Indonesia atas tumpangannya menuju Denpasar!

Dan akhirnya selesai juga flight review kali inii!
Tiba juga akhirnya di bagian paling akhir review saya ini, kesan saya dengan Garuda Indonesia di penerbangan diatas 1 jam ini akhirnya membaik. Dulu sewaktu saya pergi menuju Australia Oktober 2017 lalu, makanan yang diberikan hanya ada 1 opsi. Dan senang sekali sekarang kembali ke 2 opsi makanan.
Untuk tempat duduk dan lain-lainnya saya kira sama saja dengan Garuda Indonesia 737-800 lainnya, jadi tidak perlu saya review disini karena sudah bisa dibilang bagus.
Oh iya, terima kasih telah membaca review saya sampai sini! Babayyy dan sampai jumpa pada review saya lainnya! See you! 😀
Instagram @Firstmarezacom